Sabtu, 16 Februari 2019

TUGAS SURVEILANS KESEHATAN KERJA “INDUSTRI PEMBUATAN BAJU”


INDUSTRI PEMBUATAN BAJU

A.     Proses Kerja Flowchart (Diagram Alur)
Rounded Rectangle: Pemasokan Bahan Baku (Bahan baku tekstil)
Rounded Rectangle: Proses Obras dan Jahit (Potongan kain, benang, mesin obras jahit benang 4, mesin jahit kelim, mesin jahit over dock dan gunting) Rounded Rectangle: Sablon (Potongan kain, cat sablon)
Rounded Rectangle: Distribusi (Pakaian yang telah di kemas dan alat transportasi)
Rounded Rectangle: Packing (Pakaian jadi dan plastik kemasan)
Rounded Rectangle: Quality Control (Pakaian jadi yang telah selesai di jahit dan telah melalui proses buang benang)
 




























Gambar 1 Diagram Alur dan Uraian Proses Produksi



Uraian Proses Produksi Pada Industri Pembuatan Baju
1.      Bahan baku di pasok dari agen kemudian diangkut menggunakan alat transportasi menuju tempat penyimpanan barang.
2.      Bahan baku tekstil ditata sedemikian rupa pad arak penyimpanan agar tidak membahayakan.
3.      Setelah dari gudang, bahan baku akan melalui proses penjiplakan pola dan pemotongan. Bahan dihelar di atas papan potong, setelah itu digmbar sesuai dengan pola karton yang sudah disiapkan. Setelah semua pola selesai dijiplak, bahan tekstil dipotong sesuai dengan bentuk pola menggunakan mesin pemotong kain.
4.      Setelah bahan menjadi potongan – potongan pola, bagian – bagian yang memerlukan sablon akan  masuk ke bagian penyablonan.  Pada proses ini terlebih dahulu gambarnya akan di desain di komputer kemudian disablon secara printing ataupun secara manual.
5.      Setelah melalui proses penyablonan potongan – potongan bahan tersebut akan di obras sekaligus dijahit menggunakan mesin obras jahit benang 4, dikelim dengan mesin jahit kelim, dan juga dipasangkan over deck pada bagian garis lehernya.
6.      Setelah pakaian selesai dijahit, pakaian akan melewati proses finishing yaitu buang benang.
7.      Pakaian jadi yang telah selesai dijahit dan telah melalui proses buang benang akan dicek kelayakannya dengan cara quality control yang dilakukan oleh pimpinan industry sendiri.
8.      Pakaian yang lolos quality control akan dikemas dalam plastic kemasan.
9.      Pakaian yang telah dikemas akan diangkut dengan alat transportasi untuk di distribusikan

Proses-Pembuatan-Pakaian-di-Pabrik-Baju


B.     Deskripsi Flowchart

1.      Design / Sketch
Dalam pembuatan baju, langkah pertama adalah membuat desain atau seketsa, yang melakukan tugas ini adalah designer. Seorang designer bertugas untuk merancang baju dan menuangkan kreativitasnya ke dalam kertas seketsa. Kemudian seketsa akan dianalisa oleh panel designer. Panel designer akan memilih beberapa design yang terbaik dan kemudian design tersebut akan diproses untuk dibuatkan pola.
2.      Pola Design
Seseorang yang bertugas untuk membuat pola design akan mengembangkan pola pertama untuk didisain berdasarkan ukuran standar. Proses ini dibuat dengan metode pola drafting dan tujuan pembuatan pola ini adalah untuk menciptakan sampel baju yang kemudian akan di tes uji.
3.      Pembuatan Sampel
Pola design yang telah jadi, dikirim ke unit penjahit untuk diproses lebih lanjut. Pola tersebut dijahit pada belacu atau kain muslin. Sampel ini dibuat untuk dianalisa antara kesesuaian pola dan design. Setelah sampel dijahit kemudian ditinjau oleh panel designer, pembuat pola, dan penjahit untuk memastikan apakah ada perubahan atau tidak. Atau sampel baju memang sudah siap untuk diproses lebih lanjut
4.      Produksi Pola
Design Setelah contoh pola sudah oke! Maka contoh pola tersebut diambil untuk dibuatkan pola produksi. Pola produksi adalah pola yang akan digunakan untuk produksi pakaian yang lebih banyak. Pattern maker membuat pola pada kertas pembuatan pola standar yang terdiri dari berbagai kelas. Komponen paling penting, pola kertas tisu yang terbuat dari kertas teringan dan tertipis yang bisa didapatkan ditempat umum (toko kain).
Pola baju dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu cara manual dan CAD/CAM. Sekarang ini banyak pabrik baju yang mengembangkan metode CAD/CAM karena kemudahannya dalam merancang pola dibandingkan dengan cara manual. Selain itu juga banyak pembeli yang lebih memilih pabrik baju yang menggunakan medote CAD/CAM. Salah satu kelebihan pola produksi yang dibuat dengan metode CAD/CAM adalah dapat disimpan dengan mudah dan Anda juga dapat memodifikasi setiap kali Anda menginginkannya
5.      Grading
Tujuan dari grading adalah untuk menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil atau ukuran standar lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Pada umumnya kita dapat menemukan pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan XXL
6.      Marker Making
Marker making bertugas menentukan seberapa panjang dan lebar (dalam yard) kain yang dibutuhkan untuk setiap design. Computer software dapat membantu tim pengukur membuat tata letak kain yang pas sehingga kain dapat digunakan secara efisien. Pengukuran dibuat sesuai dengan pola-pola yang melekat pada kain. Anda dapat melekatkan pola pada kain dengan bantuan staples. seletah proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui seberapa banyak kain yang akan dipesan.
7.      Cutting
Kain yang telah dipesan kemudian dipotong dengan bantuan mesin potong (cutting machine) yang disesuaikan dengan jenis kainnya. Atau Anda juga dapat menggunakan mesin komputerisasi yang menggunakan sinar laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan.
8.      Sorting / Bundling
Tim pernyortir menyortir pola sesuai dengan ukuran dan designnya dan kemudian tumpukan kain itu dibuat bundle. Pada proses ini membutuhkan ketelitian karena ketika kain dikumpulkan dalam bundle tapi ukuranya tidak sama, maka dapat membuat masalah yang lebih parah.
9.      Sewing / Assembling
Proses selanjutnya adalah penjahitan. Pabrik baju yang sudah besar, memilih untuk memiliki unit penjahitnya sendiri dari pada memberikan proyek penjahitan ini kepada kontraktor. Salah satu alasannya adalah karena proses penjahitan bisa langsung dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar dapat mengurangi “produk gagal”.
Pada proses ini akan ada begitu banyak operator yang mengendalikan mesin jahit. Sebagai contoh operator A akan menjahit khusus bagian lengan, kemudian operator B akan menjahit khusus bagian kerah bajunya saja dan sebagainya. Yang pada akhirnya bagian-bagian baju tersebut dijahit hingga terbentuklah sebuah baju lengkap.
10.  Inspeksi
Setelah proses penjahitan selesai, proses selanjutnya adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil jahitan akan diseleksi oleh quality control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah, benang yang tidak cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh sebab itu sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu.
11.  Pressing / Finishing
Pada proses ini, beberapa operator akan menggerakan mesin strika untuk merapihkan pakaian yang mengkerut sehingga pakaian akan terlihat lebih rapih.
12.  Inspeksi Akhir
Pada sesi ini, pakaian akan diseleksi untuk yang terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan pakaian, kualitas produk benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah satu produk mereka yang sudah diedarkan terlihat “gagal”, misal warna luntur, jahitan terbuka, kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan mempengaruhi image pabrik mereka sendiri.
13.  Packing
Packing adalah proses terakhir dimana semua produk di-packing sesuai dengan ukuran, design, dan warna yang kemudian akan didistribusikan ke toko-toko baju.

C.     Lokasi
Jl. Andir No. 22 Bandung - Jawa Barat - Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

asuhan kebidanan pada neonatus

ASUHAN KEBIDANAN   PADA IBU BERSALIN PADA NY”D” G 1 P 0 A 0 JANIN TUNGGAL   HIDUP   PRESENTASI KEPALA DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMI DI ...