Kamis, 10 April 2014


ASUHAN KEBIDANAN  PADA IBU BERSALIN PADA NY”D” G1P0A0 JANIN TUNGGAL  HIDUP  PRESENTASI KEPALA DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMI DI RUANG BERSALIN RSUD PALEMBANG BARI
 TAHUN 2013



BH
 







 DI SUSUN OLEH :

NAMA  : NEVI SULISTIKA
NPM       : 11154011211



PROGRAM STUDI  KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANBINAHUSADA
PALEMBANG
2013



KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr. Wb
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunianya lah kami dapat menyelesaikan makalah seminar praktik klinik kebidanan dengan judul “ ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PADA  NY “ D”    G1P0A0   JANIN TUNGGAL HIDUP  PRESKEP DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMI DI RUANG DERSALIN  RSUD PALEMBANG BARI TAHUN 2013. Dalam pembuatan makalah kasus ini kami mengucapkan terimakasih kepada yth:
1.      Dr. Hj Makiani, SH, MM, MARS, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
2.      dr. M. Ayus Antoni, SpPD, Finasim, selaku wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
3.      dr. Chairil Zaman M.Sc selaku ketua  STIK Bina Husada Palembang
4.      Hj. Nitra Dewi  selaku Ketua Komite Medik Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
5.      Dr. Dina Andriana, selaku Kepala Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
6.      Hj. Yulia Surie, S.Pd, M.Kes, selaku Kepala Bidang Penunjang Medis dan Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
7.      Masriana, S.Kp, selaku Kepala Bidang Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
8.      H. Firman, AM.Kep, S.Pd, M.Kes selaku Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
9.      Hj. Lilis Suryani, S.Pd, selaku Kepala Seksi Diklat dan Litbang Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
10.  Fadlun, SST, selaku Koordinator Pembimbing Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Bari Palembang BARI
11.  Rini Rosalia,SST, selaku Kepala Ruang Kebidanan  Rumah Sakit Daerah Palembang BARI
12.  Firli Yuliyani,SST, selaku Koordinator Pembimbing Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
13.  Wargustini SST, selaku Dosen Pembimbing Akademi Kebidanan STIK Bina Husada 
14.  Seluruh Staf dan Tenaga Medis Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
15.  Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Akademi Kebidanan STIK Bina Husada Palembang
16.  Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian Makalah Seminar Praktik Klinin ini dapat penulis selesaikan
17.  Teman – teman Se – almamater Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada Palembang yang telah ikut membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masalah sangat banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun guna kemajuan yang lebih baik pada makalah – makalah berikut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


                                                            Palembang,  Desember 2013


                                                                        Penulis







DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................    ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................    iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ..   vii

BAB I  PENDAHULUAN....
1.1.            Latar Belakang…………………………………………………...……….    1
1.2.            Tujuan……………………………………………………………...……..    3
1.2.1.       Tujuan Umum……………………………………………...……..    3
1.2.2.       Tujuan Khusus…………………………………………………..       3
1.3.Waktu…………………………………………………………………… .         4
1.4.Tempat ……………………………………………………………...…....          4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Profil RSUD Palembang BARI…………………………………………...   5
2.1.1 Selayang Pandang…………………………………………….….…    5
2.1.2 Visi, Misi dan Moto RSUD Palembang BARI………………….… .   5
2.1.3 Sejarah…………………………………………………...………....     6
2.1.4 Lokasi RSUD Palembang BARI …………………………………...   7
2.1.5 Dasar Hukum……………………………………………………….    8
2.1.6 Fasilitas dan Pelayanan……………………………………………..    8
2.2.      Konsep dasar Persalinan …………………………………………….......     11
2.2.1. Pengertian persalinan…………………………………………… ..     11
2.2.2.Sebab mulai persalinan…………………………………………….      11
2.2.3. Jenis-Jenis Persalinan……………………………………………..      12
2.2.4. Tahap persalian…………………………………………………. ..      12

2.3.     Episiotomi……………………………………………………………... ...     13
2.3.1. pengertian episiotomi…………………………………………..…      14
2.3.2. Tujuan episitomi………….…………………………………. …...      14
2.3.3. Indikasi Melakukan Episiotomi…………………………….….....      14
2.3.4. Jenis episiotomy………………………………………… .…..….       15
2.3.5. Prosedur Pelaksanan Episiotomi………………………  …….....        .17
2.3.6. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan
Episiotomi………………………………………...… ...………..         .20
2.3.7. Maafaat Episiotomi…………………………………...………....        20
2.3.8. Kerugian Episiotomi……………………………………………..       21
2.3.9.Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tindak Episiotomi…....       22
BAB III TINJAUAN  KASUS
3.1.Data Subjektif…………………………………………………………........       24
3.2. Data Objektif……………………………………………………… ……...       29
3.3.Asessment…………………………………………………… ………........        33
3.4.Planning……………………………………………………………………        34
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan…………………………………………………… ........…….       44
4.1.1. Langkah pertama pengumpulan data dasar……..……………….        44
4.1.2.Langkah ke Dua Interprestasi Data Dasar………..………………       45
4.1.3.Langkah ke Tiga Mengedentifikaskan Diagnosa
 atau masalah Potensial…………………………………………..        46
4.1.4.Langkah ke Empat mengidentifikasikan dan menetapkan
Kebutuhan yang Memerlukan Penangan segera…… ………..….        46
4.1.5.Langkah Ke Lima Merencanakan asuhan Yang
          operensif dan Menyeluruh………………………..……………...        46
4.1.6. Langkah ke Enam Pelaksanaan…………………  ……………...        47
4.1.7.Langkah ke Tujuh:  Evaluasi…………………….……………....         47
4.2. Hasil Pengkajian………………………………………………………......        48
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………..        51
5.2 saran……………………………………………………………………….         52       

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN








BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang

Episiotomi adalah   insersi dari perinium untuk memudahkan persalinan dan untuk mencegah ruptur perineum totalis. Pada masa lalu dianjurkan untuk melakukan episiotomi secara rutin yang tujuannya untuk mencegah robekan berlebihan pada perinium, membuat tepi luka rata agar mudah dialakukan penjahitan mencegah penyulit atau tahanan pada kepala dan infeksi. Para penolong harus cermat membaca kata “rutin” pada  epiotominya karena hal itulah yang dianjurkan, bukan episiotominya. (Ari S. 2010)
Menurut World  Health Organization ( WHO)  Pendarahan menepati persentasi tertinggi penyebab kematian ibu 28 %, anemia dan kekurangan energy  kronis (KEK)  pada ibu hamil menjadi  penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di perkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal dunia tiap tahun saat hamil atau bersalin. Angka kematian ibu (AKI)  di Negara-negara sedang berkembang  berkisar 350/10.000 kemataian. Kematian maternal memang menjadi perhatian dunia internasional (Hardi, 2010)
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 28 per 100.000. Jumlah kematian ibu tahun2012 di Kota Palembang, berdasarkan laporan sebanyak 13 orang dari 29.451 kelahiran hidup (Profil Pelayanan Kesehatan Dasar, 2012).
1
 
Menurut  data supervisi kesehatan  provinsi sumatera selatan angka kelahiran tiap tahun terus meningkat. Baik kelahiran yang di tolong oleh tenaga medis maupun tenaga non medis. Dari 1.000 persalinan setidaknya 0,5 % peralinan di tolong oleh tenaga non medis. (Dinkes,2011)
Beradasarkan data Dinas kesehatan kota Palembang pada tahun 2009 angak ibu bersalin sebanyak 32.385 persalian (2,21%) sedangkan pada tahun 2010 angka ibu bersalin sebanyak 33.238 persalinan (2,07%)  dan pada tahun  2011 angka ibu bersalin sebanyak 30.296 persalianan (2,07). (Profil Dinas Kesehatan Palembang, 2012)
Berdasarkan penelitan Indiana  Pernatall Educators Conference yang dilakuakukan  terhadap episiotomi didapatkan bukti bahwa praktik episiotomi  secara rutin tanpa indikasi  yang jelas yang menimbulkan  resiko yang justru sebaliknya dari persepsi awal tentang episiotomi. (Rubin, 2010)
         Beradasarkan data Dinas kesehatan kota Palembang pada tahun 2009 angak ibu bersalin sebanyak 32.385 persalian (2,21%) sedangkan pada tahun 2010 angka ibu bersalin sebanyak 33.238 persalinan (2,07%)  dan pada tahun  2011 angka ibu bersalin sebanyak 30.296 persalianan (2,07). (Profil Dinas Kesehatan Palembang, 2012)
Berdasarkan data yang didapat dari rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI sebanyak 1288 persalinan pada tahun 2011.  Pada tahun 2012 terdapat 1308 persalinan.
Karena latar  belakang tersebut maka penulis tertarik untuk membahas kasus Ny ”D” yang dalam makalah ini berjudul ”Asuhan Kebidanan pada  ibu bersalin pada Ny ”D pada ibu bersalin Ny”D” G1P0A0 janin tunggal hidup persentasi kepala dengan tindakan episiotomi di ruang bersalin RSUD palembang Bari tahun 2013







1.2.Tujuan  Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
      Untuk mendapakan pengetahuan dan pengalaman nyata serta mampu  menerapan asuhan kebidanan dalam rangaka menanggulangi kasus-kasus kebidanan, terutama pada asuhan kebidana  pada kasus tindakan episiotomi
1.2.1. Tujuan Khusus
1.2.1.1. Mahasiswa mampu  melakukan pengkajian data dalam memberikan Asuhan pada ibu bersalin Ny”D” G1P0A0 janin tunggal hidup persentasi kepala dengan tindakan episiotomi di ruang bersalin RSUD palembang Bari tahun 2013
1.2.1.2. Mahasiswa mampu menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah pada ibu pada ibu bersalin Ny”D” G1P0A0 janin tunggal hidup persentasi kepala dengan tindakan episiotomi di ruang bersalin RSUD palembang Bari tahun 2013
1.2.1.3. Mahasiswa mampu mengidintifikasi diagnosa atau masalah potensial  pada ibu bersalin Ny”D” G1P0A0 janin tunggal hidup persentasi kepala dengan tindakan episiotomi di ruang bersalin RSUD palembang Bari tahun 2013
1.2.1.4.  Mahasiswa mampu melakukan antisipasi tindakan segera pada ibu bersalin Ny”D” G1P0A0 janin tunggal hidup persentasi kepala dengan tindakan episiotomi di ruang bersalin RSUD palembang Bari tahun 2013
1.2.1.5. Mahasiswa mampu menyusun rencanan asuhan secara  menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang di buat pada langkah sebelumnya pada ibu bersalin Ny”D” G1P0A0 janin tunggal hidup persentasi kepala dengan tindakan episiotomi di ruang bersalin RSUD palembang Bari tahun 2013
1.2.1.6. Mahasiswa mampu melaksanankan secara langsung  asuhan yang episien dan pada ibu bersalin Ny”D” G1P0A0 janin tunggal hidup persentasi kepala dengan tindakan episiotomi di ruang bersalin RSUD palembang Bari tahun 2013
1.2.1.7.  Mahasiswa mampu mengefaluasikeefektifan  asuhan yang di pada ibu bersalin Ny”D” G1P0A0 janin tunggal hidup persentasi kepala dengan tindakan episiotomi di ruang bersalin RSUD palembang Bari tahun 2013
            1.3. Waktu
Pengambilan  dan pengkajian data pada ibu bersalin Ny”D” G1P0A0 janin tunggal hidup persentasi kepala dengan tindakan episiotomi dilakukan pada tanggal 05 Desember 2013 pukul 14.30 WIB.
1.4. Tempat
Asuhan kebidanan Dilakukan diruang Bersalin RSUD Palembang Bari
           









 

BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil  RSUD Palembang Bari
2.1.1. Selayang Pandang
            Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI merupakan unsur penunjang pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan yang merupakan satu – satunya rumah sakit milik pemerintah kota Palembang. Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak di Jalan Panca Usaha No.1 Kelurahan 5 Ulu Darat Kecamatan Seberang Ulu, dan berdiri diatas tanah seluas 4,4 Ha.
            Bangunan berada lebih  kurang 800 meter dari jalan raya jurusan Kertapati, sejak tahun 2011 dibuat jalan alternative dari jalan Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI. Saat ini sedang diupayakan pembangunan jalan langsung menuju RSUD Palembang BARI dari jalan poros Jakabaring.
2.1.2   VISI ,MISI Motto RSUD Palembang BARI
            VISI
“Menjadi Rumah Sakit Unggul, Amanah, dan Terpercaya di Indonesia”

Misi :
1)         Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang prima dengan berorientasi pada keselamatan  dan ketepatan sesuai standar mutu berdasarkan pada etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat
2)         Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
3)         Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit pendidikan dan pelatihan di Indonesia
Motto :
5
 
 “Kesembuhan & Kepuasan Pelanggan Adalah Kebahagiaan Kami
2.1.3. Sejarah
1)      Sejarah Berdirinya
̶            Pada tahun 1985 sampai dengan 1994 RSUD Palembang BARI    merupakan gedung poliklinik / Puskesmas Panca Usaha.
̶            Pada tanggal 19 juni 1995 diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI, maka dengan SK Depkes nomor 1326/Menkes/SK/XI/1997, tanggal 19 November 1997 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C.
̶             Kepmenkes RI Nomor.HK.00.06.22.4646 tentang pemberian status akreditasi penuh tingkat dasar kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, Tanggal 7 November 2003.
̶            Kepmenkes RI Nomor: YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian status akreditasi penuh tingkat lanjut kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 05 Februari 2008.
̶            Kepmenkes Nomor 241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI menjadi kelas B, tanggal 02 April 2009.
̶            Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan keputusan Walikota Palembang No.915.B tahun 2008 tentang penetapan RSUD Palembang BARI sebagai SKPD Palembang yang menetapkan pola pengelolaan keuangan BLUD ( PPK-BLUD ) secara penuh.
̶            KARS-SERT/363/1/2012 tentang Status Akreditasi Lulus Tingkat Lengkap kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 25 januari 2012.
2)      Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
̶            Tahun 1986 s.d 1995 :dr.Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala Poliklinik Puskesmas Panca Usaha
̶            Tanggal  1 Juli 1995 s.d Juni 2000 : dr. Eddy Zarkaty Monasir,SPOG sebagai direktur RSUD Palembang BARI

̶            Bulan Juli 2000 s.d Nopember 2000 : Pelaksana Tugas dr.H.Dachlan Abbas.SpB
̶            Bulan Desember 2000 s.d februari 2001 : Pelaksana Tugas dr.M.Faisal Saleh,SpPD
̶             Tanggal 14 November 2000 s.d Februari 2012 : dr.Hj.Indah Puspita.H.A, MARS sebagai direktur RSUD Palembang BARI.
̶            Tangggal 17  Februari 2012 s.d sekarang : dr. Hj. Makiani, MM sebagai direktur RSUD Palembang BARI.
2.1.4. Lokasi RSUD Palembang BARI
RSUD Palembang BARI terletak di Kecamatan Seberang Ulu 1 Jalan Panca Usaha No.1 Kelurahan 5 Ulu Darat, bangunan berada ± 800 meter yang saat ini dirasakan sangat sempit, tepi jalan masi rawa-rawa, dengan rumah-rumah penduduk masih kurang teratur. Sejak januari 2001 di bangun jalan alternatif dari jakabaring menuju RSUD Palembang BARI yang bisa langsung menuju ke kantor KORPRI kota Palembang dan PDAM. Saat ini sedang diupayakan pembangunan jalan yang langsung menuju RSUD Palembang BARI dari jalan poros jakabaring Areal rumah sakit luasnya ± 45.605 m hampir 100% merupakan rawa-rawa yang kedalaman airnya menjaga kebersihan dari luar tanah ± 4.5 ditimbun ± 40% dan diatasnya sudah beberapa gedung untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
2.1.5. Dasar Hukum
RSUD Palembang BARI dalam membentuk pelayanan terhadap masyarakat dilindungi oleh UU Hukum sebagai dasar ntuk melaksanakan tugas meliputi:
a)         UU No.23 Menkes Tahun 1992 Tentang pokok-pokok kesehatan
b)         Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 326/Menkes/SK11/X1/1997 Tanggal 10 November 1997 tentang penetapan kelas RSUD Palembang BARI menjadi kelas B


c)          Keputusan Wali Kota Palembang No.11 Tahun 2000 Tentang pelaksanaan PERDA tahun 2000 tentang organisasi kerja RSUD Palembang BARI
d)         Keputusan Wali kota No.50 Tahun 2001 tantang pelayanan RSUD Palembang BARI degan SK Wali Kota No.23 / keputusan kesehatan 2001 tentang pembagian hasil pungutan biaya pelayanan kesehatan
e)         UU No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
f)           Program Pembangunan Daerah (PROPERDA) Kota Palembang Tahun 2001-2005
g)          Peraturan Daerah Kota Palembang No.3 Tahun 2004 tentang Prganisasi dan tatanan kerja Rumah Sakit Umum Palembnag BARI
h)         Keputusan Wali Kota Palembang No. 50 Tahun 2004 tentang pelaksanaan peraturan Kota Palembang Tahun 2004
2.1.6. Fasilitas dan Pelayanan               
Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, RSUD Palembang BARI mempunyai pelayanan sebagai berikut:
a)      Fasilitas
1)      Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 jam
2)      Farmasi (Apotek) 24 jam
3)      Rawat jalan/poloklinik spesialis
4)      Rawat Inap
5)      Bedah Sentral
6)      Rehabilitas Medik
7)      Radiologi 24 jam
8)      Laboratorium klinik 24 jam
9)      Patologi anatomi
10)  Bank Barah
11)  Hemodialisa
12)  Medical Check Up
13)  ECG/EEG
14)  USG 4 Deminsi
15)  Endoscopy
16)  kamar Jenazah
17)  Ct scan 64 Slices
18)  Central Sterilized Suplay Departement(CSSD)
b)       Pelayanan Rawat Jalan
Perawatan rawat jalan (spesialis)
1)        Poliklinik spesialis Dalam
2)        Poliklinik spesialis Penyakit Bedah
3)        Poliklinik spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4)        Poliklinik spesialis Terpadu
5)        Poliklinik spesialis Anak
6)        Poliklinik spesialis Mata
7)        Poliklinik spesialis THT
8)        Poliklinik spesialis Kulit dan Kelamin
9)        Poliklnik spesialis Jiwa
10)    Poliklinik spesialis Medik
11)    Poliklinik spesialis Jantung
12)    Poliklinik Gigi
13)    Poliklinik Psikologi
14)    Poliklinik Tumbuh Kembang






c)      Pelayanan Rawat Inap
Rawat Inap VIP dan VVIP
1)        Perawatan Kelas I,II,III
2)        Perawatan Penyakit Dalam Laki-Laki dan Perempuan
3)        Perawatan Anak
4)        Perawatan Bedah
5)        Perawatan ICU
6)        Perawatan Kebidanan
7)        Perawatan Neonatus/NICU/PICU
d)     PelayananS Transportasi
1)         Mobil Ambulance 188 BG 9011 MZ
2)         Ambulance BG 9047 AZ
3)         Mobil Operasional Mitsubishi BG 90234
4)         Mobil Ambulance B 8047 ZX
5)         Mobil Ambulance Trauma Central BG 9191





2.2. Konsep Dasar persalinan
2.2.1. pengertian persalinan
Persalina adalah  proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandunagan  melalu jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai  dengan  adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan di akhri dengan kelahiran plasenta. (Sulistiawati,2010)
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan  terjadinya  dilatasi progeresif dari seviks kelahiran bayi dan kelahiran plasenta dan proses tersebut merupakan proses yang alamiah (Rohani,Reni.dkk.2011)
2.2.2. Sebab Mulainya Persalinan
Menurut Rustam Mochtar,1998  apa yang menyebabkan terjadinya persalinan Belum diketahui benar, yang ada hanyalah teori –teori yang kompleks antara lain  di kemukakan faktor-faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.
1)         Teori penurunan Hormon
        Satu sampai dua minggu sebelum partus mulia  terjadi penurunan kadar hormone estrogen  dan Progestron. Progesteron bekerja sebagai penengan otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembulu darah sehinga timbul his bila kadar progesteron turun.
2)         Teori plasenta menjadi tua akan menyababkan kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembulu darah  hal ini akan menimbulkan kontraksi  rahim.
3)         Teori destensi ramim
·            Otot rahim mempunyai kemampuan merenggang dalam batas tertentu.
·            Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulia.
4)         Teori iritasi mekanik: dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser) bila ganglion ini di geser dan  ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5)          Induksi Partus (inducation of labour) partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
·         Ganging Laminaria : beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis sevikalis dengan tujuan merangsang pleksus Frankenhauser
·         Amnotomi: Pemecahan Ketuban
·         Oksitosi Drips:pemberi oksitosin menurut tetesan per infus
2.2.3. Jenis-Jenis Persalinan
Jenis persalinan menurut sarwono (2001)adalah sebagai berikut :
1)        Persalinan spontan  bila persalinan berlangsung dengan kekuatan   ibu sendiri.
2)        Pesalinan Buatan, bila proses persalinan  bila persalinan membutuhkan bantuan tenaga  dari luar.
3)        persalinan anjuran  bila kekuatan yang di perlukan untuk persalinan ditimulkan dari luar dengan  jalan rangsangan
2.2.4.Tahap Pesalinan
1).  Kala I (kala Pembukaan)
Kala 1 persalin dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servis  hingga mencapai pembukaan lengkap
Kala 1 persalinanan dibagi menjadi dua fase, yaitu:
a). Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyababkan  penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam
b). Fase aktif (pembukaan serviks 4-1cm), berlangsung selam 6 jam. Pada fase aktif persalinan, frekuensi  dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi 3 kali atau lebih dalam 10 menit  dan berlangsung 40 detik atau lebih
2).  Kala II (kala Pengeluaran Janin)
Kala II persalinan di mulai ketika pembukaan serviks sudah dianggap lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.
3). Kala III (pengeluaran Plasenta)
                        Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung  5- 30 menit setelah bayi lahir.
4). Kala IV (kala pengawasan)
Kala IV dimulai setalah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses tersebut.
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV
a)   Tingakat kesadaran
b)   Pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan pernafasan)
c)   Kontraksi uterus
d)  Kerjadinya perdarahan. Pendarahan dianggap masih normal jika  jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

2.3. Episiotomi
 Episiotomi adalah   insersi dari perinium untuk memudahkan persalinan dan untuk mencegah ruptur perineum totalis. Pada masa lalu dianjurkan untuk melakukan episiotomi secara rutin yang tujuannya untuk mencegah robekan berlebihan pada perinium, membuat tepi luka rata agar mudah dialakukan penjahitan mencegah penyulit atau tahanan pada kepala dan infeksi. Para penolong harus cermat membaca kata “rutin” pada  epiotominya karena hal itulah yang dianjurkan, bukan episiotominya. (Ari S. 2010)
Kematian maternal dapat terjadi  pada saat penolongan persalinan, penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, gastosis. Pada kasus distosia bahu, pada ibu  komplikasi yang akan terjadi adalah  perdarahan yang di akibatkan oleh laserasi jalan lahir, episiotomi maupun antonia uteri. Angka kematian maternal dan nonatal juga  disebabkan dua hal penting yang memerlukan perhatian khusus yaitu, partus terlambat dan partus lama dan terlambatnya merujuk. (Suswono,2009)
2.3.1. Pengertian Episiotomi
Episiotomi adalah  insersi dari perinium untuk memudahkan persalinan dan untuk mencegah ruptur perineum totalis.(Ari Sulistyawati,2010)
Episiotomi adalah insisi pada perinium untuk memperbesar mulut vagina (Rohani,Reni.dkk.2011)
2.3.2.  Tujuan episiotomi
Tujuan episiotomi mencega ruptur perinium dan memper mudah pemulihan luka (Arif M,2000)
Menurut Ari Sulistiyawati (2010) tujuan dilakuaknya tindakan episiotomi yaitu:
1). Mempercapat  persalinan denagan memperlebar jalan lahir lunak.
2). Menghindari robekan perinium untuk memudahkan penjahitan.
3). Menhindari robekan perinium spontan.
4). Memperlebar jalan lahir pada tindakan persalinan pervaginam.
2.3.3. Indikasi Melakukan Episiotomi
Menurut Manuaba (2007) khusus pada primigravida, laserasi jalan lahir terutama perineum sulit dihindari sehingga untuk keamanan dan memudahkan menjahit laserasi kembali dilakukan episiotomi. Disamping itu, episiotomi dipertimbangkan pada multigravida dengan introitus vagina sempit atau pada wanita dengan perineum yang kaku. Selain itu menurut Sumarah (2008) indikasi episiotomi dilakukan pada:
1)    Gawat janin, untuk menolong keselamatan janin maka persalinan harus segera diakhiri
2)    Persalinan pervaginam dengan penyulit, misalnya presentasi bokong, distosia bahu, akan dilakukan ekstraksi forcep, ekstraksi vakum.
3)    Jaringan parut pada perineum ataupun  pada vagina
4)    Perineum kaku dan pendek
5)    Adanya ruptur yang membakat pada perineum
6)    Prematur untuk mengurangi tekanan pada kepala janin
2.3.4. Jenis Eisiotomi
                 Jenis episiotomi yang dilakukan berdasarkan letak dan arah insisi
 1). Episiotomi mediolateralis
     Episiotomi mediolateralis merupakan insisi pada perinium ke arah bawah, tetapi menjauhi rektum selain itu juga dapat ke arah kiri atau kanan  tergantung tangan dominan yang di gunakan oleh penolong. Episiotomi mediolateral  paling sering digunakan karena  relatif lebih aman untuk mencagah  perluasan ruptur kearah derajat III dan IV.
2). Episiotomi median
     Episiotomi median merupan insisi pada garis tengan perineum  ke arah rektum tetapi tidak sampai mengenai sepinter ani.
                 Keuntungan dan kerugian episiotomi median
a)        Perdarahan  timbul dari luka episiotomi lebih sedikit karena merupahkan daerah yang relatif sedikit mengandung pembulu darah
b)        Pengguntingan bersifat simetris dan anatomis sehingga penjahitan kembali lebih mudah dan penyembuhan lebih memuaskan.
Sedangkan kerugiannya Dapat terjadi ruptur perinium tingakat III inkomplit (laserasi sampai ke sfingter ani) atau komplit (laserasi dinding rektum)
3).  Episiotomi lateralis
                 Episiotomi lateralis yaitu insisi yang dilakukan ke arah lateral dari kira-kira jam 3 atau jam 9 menurut arah jarum jam. Jenis eposiotomi ini sekarang tidak dilakuakan lagi karena dapat menimbulkan banyak komplikasi.
                                                     Tabel 2.1.
Tingkat episiotomy
Jaringan terkena
Keterangan
Pertama
  • Fourchette
  • Kulit perineum
  • Mukosa vagina
·         Mungkin tidak perlu dijahit
·         Menutup sendiri
Kedua
  • Fascia + muskulus badan perineum
  • Perlu dijahit
Ketiga
  • Ditambah dengan sfincter ani
  • Harus dijahit legeartis sehingga tidak menimbulkan inkontinensia
Keempat
  • Ditambah dengan mukosa rectum
  • Teknik menjahit khusus sehingga tidak menimbulkan fistula
Sumber: Manuaba (2007)


2.3.5. Prosedur pelaksanaan episiotomi
                        Prosedur melakukan episiotomi menurut Sarwono (2006)
1)    Persiapan
2)    Prosedur utama (persalinan)
3)    Aseptik/antiseptic
4)    Episiotomi
5)    Anastesi lokal
a)    Jelaskan pada ibu tentang apa yang dilakukan dan agar ibu merasa tenang.
b)    Pasanglah jarum no. 22 pada spuit 10 ml, kemudian isi spuit dengan bahan anastesi (lidokain HCl 1 % atau Xilokain 10mg/ml).
c)    Letakkan 2 jari telunjuk dan jari tengah diantara kepala dan perineum. Masuknya bahan anastesi (secara tidak sengaja) dalam sirkulasi bayi, dapat menimbulkan akibat yang fatal, oleh sebab itu gunakan jari–jari penolong sebagai pelindung kepala bayi.
d)    Tusukkan jarum tepat dibawah kulit perineum pada daerah komisura posterior (fourchette) yaitu bagian sudut bawah vulva.
e)    Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 derajat kesebelah kiri (atau kanan) garis tengah perineum. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak memasuki pembuluh darah (terlihat cairan dalam spuit).
f)     Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5-10 ml lidokain 1 %.
g)    Tunggu 1-2 menit agar efek anastesi bekerja maksimal, sebelum episiotomi dilakukan.
                    Jika kepala janin tidak segera lahir, tekan insisi episiotomi diantara his sebagai upaya untuk mengurangi perdarahan.
                    Jika selama melakukan penjahitan robekan vagina dan perineum, ibu masih merasakan nyeri, tambahkan 10 ml Lidokain 1 % pada daerah nyeri.
                    Penyuntikan sampai menarik mundur, bertujuan untuk mencegah akumulasi bahan anastesi hanya pada satu tempat dan mengurangi kemungkinan penyuntikan kedalam pembuluh darah.
6)    Tindakan episiotomi
a)    Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan.
b)    Letakkan jari telunjuk dan tengah diantara kepala bayi dan perineum, searah dengan rencana sayatan.
c)    Tunggu fase acme (puncak his) kemudian selipkan gunting dalam keadaan terbuka antara jari telunjuk dan tengah.
d)    Gunting perineum, dimulai dari fourchat (komissura posterior) 45 derajat ke lateral (kiri atau kanan).
7)    Lanjutkan pimpin persalinan.
8)    Melahirkan Bayi
9)    Melahirkan Plasenta
10) Menjahit luka episiotomi
a)    Atur posisi ibu dan menjadi posisi litotomi dan arahkan cahaya lampu sorot pada aderah yang benar.
b)   Keluarkan sisa darah dari dalam lumen vagina, bersihkan daerah vulva dan perineum.
c)    Kenakan sarung tangan yang bersih/DTT. Bila perlu pasanglah tampon atu kasa ke dalam vagina untuk mencegah darah mengalir ke daerah yang akan dijahit.
d)   Letakkan handuk untuk kain bersih di bawah bokong ibu.
e)    Uji efektifitas anastesi local yang diberikan sebelum episiotomi masih bekerja (sentuhkan ujung jarum pada kulit tepi luka). Jika terasa sakit, tambahkan anastesi local sebelum penjahitan dilakukan.
f)    Atur posisi penolong sehingga dapat bekerja dengan leluasa dan aman dari cemaran.
g)   Telusuri daerah luka menggunakan jari tangan dan tentukan secara jelas batas luka. Lakukan jahitan pertama kira-kira 1 cm di atas ujung luka di dalam vagina. Ikat dan potong salah satu ujung dari benang dengan menyisakan benang kurang lebih 0,5 cm.
h)   Jahitlah mukosa vagina dengan menggunakan jahit jelujur dengan jerat ke bawah sampai lingkaran sisa hymen
i)Kemudian tusukkan jarum menembus mukosa vagina di depan hymen dan keluarkan pada sisi dalam luka perineum. Periksa jarak tempat keluarnya jarum di perineum dengan batas atas irisan episiotomi.
j)Lanjutkan jahitan jelujur dengan jerat pada lapisan subkutis dan otot sampai ke ujung luar luka (pastikan setiap jahitan pada kedua sisi memiliki ukuran yang sama dan lapisan otot tertutup dengan baik)
k)   Setelah mencapai ujung luka, balikkan arah jarum ke lumen vagina dan mulailah merapatkan kulit perineum dengan jahian secara jelujur.
l)Bila telah mencapai lingkaran hymen, tembuskan jarum ke luar mukosa vagina pada sisi yang berlawanan dari tusukan terakhir subkutikuler.
m) Tahan benang (sepanjang 2 cm) dengan klem, kemudian tusukkan kembali jarum pada mukosa vagina dengan jarak 2 mm dari tempat keluarnya benang dan silangkan ke sisi berlawanan hingga menembus mukosa pada sisi berlawanan.
n)    Ikat benang yang dikeluarkan dengan benang pada klem dengan simpul kunci
o)    Lakukan kontrol jahitan dengan pemeriksaan colok anaus  (lakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan)
p)    Tutup jahitan luka episiotomi dengan kasa yang diberi  cairan antiseptic.
2.3.6. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Episiotomi
               Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan episiotomi menurut Ari sulitiyawati (2010)
1)        Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan seta tujunanya.
2)        Sebelum melakukan episiotomi berikan  anasetesi terlebih dahulu karena merupakan asuhan sayang ibu.
3)        Jangan melakukan episiotomi terlalu dini karena akan menyababkan perdarahan, tunda sampai perinium menipis adan pucat serta kepala banyi namapak di vulva 5-6 cm.
4)        Arah gunting mediolateralis untuk menghindari ruptur totalis.
2.3.7. Manfaat Episiotomi
Menurut Rohani,Reni.dkk.(2011), manfaat episiotomi  adalah sebagai berikut:
1)        Mencegah robekan perinium derajat tiga, terutama sekali dimana sebelumnya ada laserasi yang luas didasar panggul.
2)        Menjaga  uretra dan klitoris dari truma yang luas. Kemungkinan mengurangi regangan otot penyangga kandung kemih atau rektum yang terlalu kuat dan berkepanjangan, yang kemudian menyebabkan inkotinesia urine dan prolps vagina.
3)        Mengurangi lama kala II yang mungkin penting terhadap kondisi ibu dan keadaan janin (fetal distress)
4)        Memperbesar vagina jika di perlukan manipulasi untuk melahirkan bayi, contahnya pada persentasi bokong atau pada persalinan dengan forsep
5)        Mengurangi risiko luka intranial pada bayi prematur.
2.3.8. Kerugian episiotomi
Menurut Rohani, Reni.dkk.(2011) beberapa kerugian yang perlu diingat adalah sebagai berikut :
1)            Dapat  menyebabkan nyeri pada masa nifas yang tidak perlu, sering membutuhkan penggunaan analgesik
2)            Menyababkan ketidak nyamanan dan nyeri karena insisi episiotomi juga penjahitan pada saat berbaring dan duduk di tempat tidur. Banyak  ibu mengalami nyeri pada saat duduk di kursi dan pada saat berjalan neyeri bisa menyababkan kesulitan pada saat BAK
3)            Nyeri dan ketidak nyamanan dapat berlangsung lama sampai beberapa minggu atau satu bulan postpartum
4)            Terjadi perdarahan
5)            Insisi dapat bertambah panjang jika persalinan tidak terkontrol atau jika insisi tidak dilakukaan baik.
6)             Selalu ada resiko terjadi infeksi, terutama jika berdekatan dengan anus.




2.3.9.  Faktor –fakto yang berhubungan dengan tindakan episiotomi
                        2.3.9.1. Usia ibu
Menurut hartono(2003) umur istri diatas 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai  dua orang anak. Karena ibu di usia tersebut tidak di ajurkan utuk mempunyai anak atau hamil lagi karena alasan medis dan alasan lainnya. Hubungan dengan tindakan episiotomi adalah apabila melahirkan lebih dari melewati batas relative akan lambat utuk penyembuhan
Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh Aryanti (2008) di lakukan di puskesmas magasana Yokyakarta menyatakan dari 74 kasus ibu bersalin terdapat 45 kasus mengalami tindakan episiotomi. Sebanyak 40 kasus terjadi pada ibu usia 30 tahun.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Syafari (2009) di BPS “Y” dari 95 persalinan normal 68 persalinan mengalami tindakan episiotomi terdapat jumlah ibu yang < 20 tahun sebanyak 10 orang dan usia 35 tahun mengalami tindakan episiotomi sebanyak 23 orang.
                        2.3.9.2. Berat Badan Lahir
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang di gunakan  untuk pemeriksaan kesehatan  anak yang di kelompokan menurut umur (Nursalam, 2008)
Berat badan lahir adalah berat badan yang di timbang 24 jam  pertam setelah kelahiran. Semakin besar bayi yang dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya episiotomi. (Sarkini, 2007)


                        2.3.9.3. Kondisi perineum
          Kondisi perineum merupakan pembukaan dari pintu atas panggul. Terletak anatara pulpa dan anus. Tidak semua kelahiran anak pertama disertai denagan perineum yang kaku. Tatapi jika perinium sangat kaku sehingga persalianan berlangsung lama dan proses persalinan terjdi sulit, perlu dilakukan episiotomi.(Haspari, 2010)
                        2.3.9.4. Jenis tindakan persalinan
          Jika berat janin diperkirakan mencapai 4 kg, maka hal ini dapat menjadi indiaksi dilakukannya persalinan secar. Alasan yang manjasi buktinya yaitu: resiko komplikasi akan menjadi besar dan berbahaya jika bayi dilahirkan melalui vagina. Namun mungkin saja resiko ini terlampaui jika ternyata rongga panggul ibu lebih  lebar. Jika di temukan porsio persalinan macet karena bahu bayi yang lebar misalnya, bantulah dengan episiotomi ( hapsari 2010). Episiotomi boleh dilakukan jika persalina menggunakan alat bantu tujuannya untuk mempermudah tindakan.
                        2.3.9.5. Penolong persalinan
          Penolong persalinan adalah seseorang yang mampu dan berwewenang memberikan asuhan persalinan. Pimpinan persalinan yang salam merupakan suatu yang menyebabkan dilakukannya tindakan episiotomi. Sehinga deperlukan kerjasama dengan ibu hingga dan pirasat manual yang dapat ekspulasi kepalah, bahu dan seluruh badan bayi untuk mencegah laserasi

BAB III
 TINJAUAN KASUS
                                                                                           
ASUHAN KEBIDANAN  PADA IBU BERSALIN PADA NY”D” G1P0A0 JANIN TUNGGAL  HIDUP  PRESENTASI KEPALA DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMI DI RUANG BERSALIN RSUD PALEMBANG BARI
 TAHUN 2013

Tangggal pengkajian   : 05 Desember  2013
Waktu pengkajian       : 14.30.WIB
Tempat pengkajian      : Ruang Bersalin RSUD Palembang BARI
Tanggal Masuk RS      : 05 Desember  2013 pukul 10.30 WIB
No.Rekam Medik       : 10.27.30

I.             DATA SUBJEKTIF
A.          BIODATA
Nama pasien          : NY” D
Umur                     : 18 thn
Agama                   : Islam
Suku/bangsa          : Palembang / Indonesia
Pendidikan                        : Smp
Pekerjaan               : IRT
Alamat                  : Jln. KH.zhari RT.51 No.750 kel 4-5 ulu palembang
Nama suami          : Tn ” A”
Umur                     : 22 thn
Agama                   : Islam
Suku/bangsa          : Palembang/ Indonesia
Pendidikan                        : SMP
24
 
Pekerjaan               :Wiraswasta
Alamat                  : Jln. KH.zhari RT.51 No.750 kel 4-5 ulu palembang
B.     ALASAN DATANG
Pada tanggal  05 Desember  2013 pukul 10.30  WIB ibu Masuk ruang bersalin  dari ruang ponek RSUD palembang Bari.Ibu mengaku hamil 9 bulan, Mengaku hamil anak yang pertama  sudah keluar air 05.00 wib serta mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang.

C.     DATA KEBIDANAN
1.      Riwayat perkawinan
Status perkawinan       : kawin
Jika kawin                   : Berapa kali    :1 kali
  Lamanya       :1 tahun
  Usia               :17 thn
2.      Riwayat haid
Menarche                      : 13 thn
Siklus                            : 28 hari
Lamanya                       : ± 7 hari
Bauh haid                     : Amis
Warna                           : Merah
Jumlah                          : ± 2 kali ganti pembalut/hari
Disminorhoe                 : Tidak ada
Bentuk pendarahan      : Cair

3.      Riwayat kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu
No
Tahun persalinan
Umur kehamilan 
Jenis persalinan
Penolong
Penyulit
Nifas
Jk anak
Bb anak
Pb anak
Ket.
1
Ini












4.      Riwayat kehamilan sekarang
·         GPA                                  : G1P0A0
·         HPHT                                :01 03 - 2013
·         TP                                      :08 - 12- 2013
·         Usia Kehamilan                 : 39 minggu 6  hari
·         ANC                                 : 4 kali
·         TT                                      :2 Kali
·         Tablet Fe                           :60 tablet
·         Gerakan janin                    : (+)
·         Tanda bahaya                    : Tidak Ada
·          Keluhan selama hamil      : Sering Keputihan

D.    DATA KESEHATAN
·           Riwayat penyakit yang pernah di derita

TB                                      : Tidak ada
Malaria                               : Tidak ada
Tifoid                                 : Tidak ada
Jantung                              : Tidak ada
Hipertensi                          : Tidak ada
DM                                    : Tidak ada
Hepatitis                            : Tidak ada
Ginjal                                 : Tidak ada

·         Riwayat Operasi Yang Pernah di Derita : Tidak pernah  melakukan operasi
·           Riwayat kesehatan keluarga 
Keturunan kembar                                    : Tidak ada
·           Riwayat penyakit keluarga/keturunan
TB                                                                        : Tidak ada
Malaria                                                     : Tidak ada
Tifoid                                                       : Tidak ada
Jantung                                                     : Tidak ada
Hipertensi                                                 : Tidak ada
DM                                                           : Tidak ada
Hepatitis                                                   : Tidak ada

E.        RIWAYAT KB
Pernah menjadi aseptor KB                                :  Belum Pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan                       : Tidak ada
Alasan berhenti KB                                             :  Tidak ada
Masalah selama penggunaan KB                         : Tidak ada
F.        DATA KEBIASAAN SEHATI-HARI
1.      Nutrisi            
Pola makan                              : ±3X /hari
Porsi                                        : 1 piring nasi beserta lauk-pauk, sayur-sayuran dan  buah-buahan
Pola minum                             : ± 8 gelas
Keluhan                                   : Tidak ada
Pantangan                               : Tidak ada
2.      Eliminasi
BAK                                       : ± 6 kali/hari
BAB                                        : ±1 kali/hari
3.      Isitirahat dan Tidur
Tidur siang                              : 1-2 jam sehari
Tidur malam                            :  6-7 jam/hari
4.      Olahraga dan Rekreasi
Olahraga                                  : Jalan-jalan di pagi hari
Rekreasi                                  : Sekali-sekali
5.      Personal hygiene
Mandi                                      : ± 2 kali sehari
Gosok gigi                               : ± 2  kali sehari
Ganti pakaian dalam               : ± 2 kali sehari dan ketika lembab
G.       DATA PSIKOLOGI
Hubungan dengan keluarga          : Baik
Hubungan dengan orang lain        : Baik
Respon terhadap kehamilan          : Baik
Harapan terhadap kehamilan        : Sangat di harapkan
Rencana melahirkan                      : Di Bidan
Persiapan yang dilakukan             : Fisik, Perlengkapan persalinan dan
materi
Rencana mennyusui                      : Asi eksklusif
Rencana merawat anak                 : Dirawat bersama keluarga
Pengambilan keputusan                : Suami
Kebiasaan/adat istiadat                 : Tidak ada

II.                DATA OBJEKTIF
A.    PEMERIKSAAN FISIK
1.                                                    Keadaan Umum
Kesadaran                           : Compos mentis
Keadaan Emosional            : Baik

2.                                                    Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah                   : 100/70 mmHg
Polse                                   : 84 kali/menit
Respirasi                             : 20 kali/menit
Suhu                                   : 360C
3.                                                    Status Gizi
Berat Badan

·         Sebelum Hamil      : 44kg
·         Sekarang               : 56 kg
Tinggi Badan                      : 148 cm
Lila                                                 : 24 cm

B.     PEMERIKSAAN KEBINAN
1)         INSPEKSI
Kepala                                            :Simetris, tidak ada benjolan, Rambut tidak rontok,bersih  tidak ada  ketombe
Muka
           Closma gravidarum              : Ada
           Oedema                                : Tidak ada

Mata
Kelopak mata                       : Tidak oedema
Konjungtiva                         : Tidak pucat
Sclera                                   : Tidak ikterik
Reflek Pupil                         : Baik (+/+)

Mulut dan gigi
Gigi                                      : Tidak ada caries
Gusi                                      : Tidak ada stomatitis
Kelainan                               : Tidak ada keainan
Telinga                                            : Tidak ada serumen
Leher
Kelenjar tiroid                      :Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe                      :Tidak ada kelainan
Vena jugularis                      :Tidak ada kelainan
Payudara                            
Keaadan                               : Simetris
Putting susu                                     : Menonjol
Areola mamae                      : Hiperpigmentasi
Pengeluaran cairan               : Belum ada
Masa                                     : Tidak ada
Kelainan                               : Tidak ada
Abdomen
Keadaan                               : simetris
Bekas operasi                       : Tidak ada
Strie                                      : Ada
Linea                                    : Ada

Eksrimitas
Atas
Oedema                                : Tidak ada
Pergerakan                           : +/+

Bawah
Oedema                                : Tidak ada
Pergerakan                           : +/+
Varices                                 : Tidak ada
Refleks patella                     : Ka/ki (+/+)
Genetalia
Kebersihan                           : Bersih
Kelenjar bartholini               : Tidak ada pembekakan
Oendema                              : Tidak ada
Varices                                 : Tidak ada
Perineum                              : Menonjol
Pengeluaran cairan               : Keluar  cairan  berwarna jernih dan berbau amis
Pemeriksaan Dalam
Portio                                      : Lunak, Medial
        Pembukaan servix                   : 7 cm
        Penipisan                                 : 70%
Ketuban                                    : (-), warna Jernih, bau amis,  Tidak bercampur mekonium.
Presentasi                                 : Kepala
Penurunan                                : 3/5
Petunjuk                                   : UUK kanan depan

2.      PALPASI
Leopold I            : Tinggi pundus uteri  3 jari  dibawah prosesus
  xiphoideus (28 cm),bagian atas teraba bokong.
Leopold II           : Sebelah kanan teraba besar dan datar (punggung)
 sebelah kiri teraba bagian-bagian terkecil janin.
Leopold III         : Bagian terbawah teraba bulat keras  dan tidak dapat
 di goyangkan (kepala)
Leopold IV           : Bagian terbawah janin Sudah memasuki PAP ,3/5
TBJ                        : 2635 gram
                                (TFU-12)X155 (28-12)x 155: 2635
His                         : Teratur
      Frekuensi         : 4x/10’/30”
Kandung kemih    : Penuh
3.         AUSKULTASI 
DJJ                       : (+)    
Frekuensi              :132X/menit
Lokasi                  : Di bawah pusat  sebelah kanan
4.      PERKUSI
Refleks patella ka/ki    : +/+

C.  PEMERIKSAAN PENUNJANG
1)         Pemeriksaan lab
a)         Darah
- Golongan Darah          : O
- HB                               :11,7 gram %

b)         Urine
-    ProteiN                        : -
-    Glukosa                       : -
2)         Pemeriksaan panggul
Distensia spinarum                : Tidak di lakukan
Distensia cristarum                : Tidak di lakukan
Distensia eksterna                  : Tidak di lakukan
Lingkar panggul                    : Tidak di lakukan
3)      USG                                        : Dilakukan Oleh dokter SpoG

III.             ASESSMENT
A.                                                               Diagnosa        : GIPOAO hamil aterm  inpartu  kala 1 fase laten JTH  preskep
B.       Masalah                 : Ibu merasa mules dan cemas akan keadaannya
C.       Kebutuhan           :
·      Observasi Tanda-tanda Vital
·      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
·      Kosongkan kandung kemih
·      Lakukan pemantuan persalinan His, DJJ dan pemeriksaan dalam
·      Motivasi dan dukungan emosional
·      KIE tentang kebutuhan nutrisi
·      Menyiapkan alat-alat partus set

IV.             PLANING
1.                                                                   Mengbservasi  tanda-tanda vital
                        Tekanan Darah            : 100/70 mmHg
Polse                            : 84 kali/menit
Respirasi                      : 20 kali/menit
Suhu                            : 360C
-            Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang di lakukan
2.                                                                   Kolaborasi dengan dokter  dalam pemberian therapy
Thrapy yang di berikan yaitu
IVFD RL +  Induksin 1 ampul GTT xx/menit
Injeksi Cepotaxme 2 x1 gram
3.                                                                   Mekalukan pengosongan kandung kemih dengan pemasangan kateter
-                      Kandung kemih sudah kosong
4.                                                                   Melakukan  pemantauan persalinan dengan hasil pemeriksaan dalam
DJJ                                          : 144x/menit
His                                           : 4x/10’/30”
Portio                                      : lunak
        Pembukaan servix                   :7 cm
        Penipisan                                 : 70%
Ketuban                                  : Negatif
Presentasi                                : Kepala
Penurunan                               : 3/5
Petunjuk                                  : UUK kanan depan
-                      Ibu mengetahui  hasil pemeriksaan
5.                  Memebri KIE tentang dukungan emosional dan motivasi pada ibu agar tidak merasa takut dalam menghadapi proses persalinan
-           Ibu tidak merasa takut dalam   menghadapi persalinan 
6.                  Memberi KIE tantang kebutuhan nutrsi dengan menganjurkan kepada ibu untuk menkonsusmsi makanan bergizi agar pada saat persalinan ibu tidak merasa lemas, serta ajaurkan ibu untuk minum teh hangat agar ibu sedikit bertenaga.
-                      Ibu mengerti dengan penjelsan yang di berikan
7.                  Menyiapkan alat-alat partus set untuk proses persalinan 

-                      Alat-alat sudah disiapkan



















KALA II
Pengkajian dilakukan pada Tanggal  :05 desember  2013,Pukul 15.00 di ruang bersalin  RSUD Palembang Bari
I . SUBJEKTIF
            Ibu merasa mules dan timbul rasa ingin meneran

II. OBJEKTIF
1)      Keadaan Umum
Kesadaran                         :Compos mentis
Keadaan Emosional          :Baik
2)      Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah                  :100/80 mmHg
Polse                                  :80x/menit
Respirasi                            : 20x menit
Suhu                                  : 360C
3)      HIS                                  
Frekuensi                           : 5x/10’/40”
Blas                                   : Kosong
4)      DJJ           
Sifat                                  : Teratur
Frekuensi                           : 150X/menit
Lokasi                               : Sebelah kanan  ibu
5)      Perineum                           : Menonjol
6)      Vulva                                : Membuka
7)      Anus                                  : Terdapat tekanan
8)      Pemeriksaan Dalam
Portio                                : Tidak teraba
Pembukaan                        : 10 cm
Pendataran                        : 100%
Ketuban                             :(-),warna Jernih,  Bau amis,Tidak  bercampur mekonium.
Presentasi                          :Kepala
Penurunan                         :1/5
Petunjuk                            :UUk kanan depan

III. ASESSMENT
A.    Diagnosa         : G1POAO hamil aterminpartu kala II JTH  preskep
B.     Masalah           : perut terasa mules dan ibu ingin meneran
C.    Kebutuhan      : Pimpinan persalinan

IV.    PERENCANAAN
1.                       Mencuci tangan dengan tujuh langkah efektif sebelum dan sesudah melakukan tindakan untuk pencegahan infeksi
-       Mencuci tangan sudah dilakukan
2.                         Mengbservasi  tanda-tanda vital
 Tekanan Darah            : 100/70 mmHg
Polse                            : 84 kali/menit
Respirasi                      : 20 kali/menit
Suhu                            : 360C
-        Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang di lakukan
3.                       Mengobservasi DJJ dan His dengan hasil
DJJ : 144x/menit
His : 5 x/10’/40”
-        Observasi sudah dilakukan
4.                        Mempersiapkan ibu untuk proses persalinan dengan mengatur ibu pada posisi litotomi
-        Ibu dalam posisi titotomi
5.                         Menganjarkan ibu cara meneran yang pada saat ada HIS meneran seperti ingin BAB dan istrat jika tidak ada HIS
-   Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
6.                        Lakukan pimpinan persalinan serta melakukan episiotomy
Pukul 15.05 WIB ibu di anjurkan untuk meneran pada setap kontraksi, ketika Kepala sudah tamapak pada perinim 5-6 cm tangan kanan penolong berada di depan perineum untuk menahan perineum dan kepala tidak maju-maju maka di lakukan episiotomy secara mediallatera.  Setelah dilakuakn episiotomy tangan kanan penolong berada di perineum untuk menahan kepala agar  tidak terjadi defleksi yang berlebihan dan kepala sudah diperiksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher bayi. Tangan di letakan secara biparietal untukmelahirkan bahu depan tarik curam ke atas untmelahirkan bahu anrerior dan tarik curam kebawa untuk melahirkan bahu posterior kemudian dilakukan sanggar  susur untuk melahirkan badan hingga kaki bayi lalu di nilai menngunakan apgar score dan melakukan perawatan bayi baru lahir.
-      Pada pukul 15.15 WIB  bayi lahir spontan. jenis kelamin perempuan dengan BB 2500 gram, panjang badan 46 cm, Lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 35 cm apgar scor 9/10 anus (+)
7.         Melakuakan perawatan bayi baru lahir yaitu  melakukan pengeringan tubuh bayi kemudian melukan penjempitan dan pemotongan tali pusat Melakukan IMD dengan meletakan bayi diantar kedua payudara ibu dengan muka menghadap kesalah satu putting susu ibu dan menyelimuti bayi dan pemebrian salap mata.
-   Perawatan bayi baru lahir sudah dilakuakan.




KALA III
Tanggal pengkajian :05 Desember  2013
Waktu pengkajian : 15.30  WIB
1.                                                                                             SUBJEKTIF
Ibu mengatakan lemas
II.                                                                                                                               OBJEKTIF
1.      Keadaan umum          
·         Kesadaran                   : Compo metis
·         Keadaan emosional     :Stabil
2.      Tanda-tanda Vital
·         Tekanan Darah            :100/80 mmHg
·         Polse                            :80x/menit
·         Respirasi                      :20x menit
·         Suhu                            :360C
3.      Plasenta
·         Kelengkapan               : Sengkap
·         Kotiledon                    : 18
·         Selaput                        : lahir lengkap tidak ada robekan
·         Panjang tali pusat        : 45 cm
·         Insersi                          : centralis
·         Berat                           : ±600 gram
4.         TFU                                      : Sepusat
5.         Kontraksi                              :+
6.         Kandung kemih                    :Kosong
7.         Perdarahan                            :± 200 cc



III.  ASESSMENT
A.            Diagnosa         :P1A0 Post partum kala III
B.            Masalah           : Ibu merasa masih mules karena plasenta belum lahir
C.            Kebutuhan      :
·           Observasi Tanda-Tanda Vital
·           Lakukan manajeman aktif kala III
·           Lakukan Eksplorasi ulang
·           Melakukan masase uterus
·           Melakuakan heating perineum
·           lakukan perawatan luka episiotomi

IV. PLANNING
1.             Mengobservasi tanda-tanda vital dengan hasil
Tekanan Darah            :100/80 mmHg
Polse                            :80x/menit
Respirasi                      : 20x menit
Suhu                             : 360C
-           Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang di lakukan
2.                  Melakukan manajemen aktif kala III Pemberian oksitosin 10 unit secara IM dipaha sebelah kiri bagian luar.Melakukan peregangan tali pusat terkendali Mengenali tanda-tanda plasenta lepas seperti: adanya semburan darah secara tiba-tiba,tali pusat memanjang, uterus membundar.
-           Manajemen aktif kala III telah dilakukan Plasenta lahir dengan lengkap,melakukan penilaian plasenta diameter plsenta ± 5 cm, Kontiledon 18, Selaput lahir lengkap tidak ada robekan,Panjang tali pusat 45 cm,,Insersi centralis, Berat plasenta 600 gram.
3.        Melakukan eksplorasi untuk mentahuhi ada tidaknya sisa plasenta
-           Hasil yang dilakukan tidak ada sisa plasenta yang tertinggal.
4.        Melakukan masase uterus ± 15 menit untuk merangsang kontraksi uterus
           -                        Masase telah dilakukan kontraksi uterus baik
5.       Melakuakan heating perineum dengan  menggunakan benang kronik 2/0 heating di lakukan secara jelujur.
           -                        Heating sudah dilakukan dan tidak ada perdarahan
6.       Melakukan perawatan luka episiotomi dengan kassa betadine. Dengan cara mamasukan kassa betadin setengah di dalam vagina dan setengahnya menutupi jahitan episiotomy di luar, sambil mengajarkan  kepada ibu cara pengantian kasa betadine, yaitu ketika selesai BAK atau BAB, dan mandi.
           -                        Ibu mengerti dengah hasil penjelasan.
7                 Membersihkan ibu dengan air DTT  dan melakukan pemasangan pembalut dan gurita ibu
-                                     Ibu merasa nyaman.
8                 Memebrikan KIE mengenai kebutuhan nutrisi ibu. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi seperti manan ikan,tahu tempe,serta mengonsumsi buah serta sayur-sayuran.
-            Ibu mengerti dengan penjelasan












KALA IV
Pengkajian Dilakukan pada tanggal 05 desember 2013
Waktu pengkajian : 18.00 WIB
I.       SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mules dan masih sangat lelah
II.  OBJEKTIF
1.                     Keadaan umum               : lemas
2.                     Kesadaran                                    : Compos mde
3.                     Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah                :100/80 mmHg
Polse                                :80x/menit
Respirasi                          :20x menit
Suhu                                :360C
3.                     Kontrasi uterus                : baik
4.                     TFU                                             :2 jari dibawah pusat
5.                     Kandung Kemih              : kosong
6.                     Perdarahan                                   : ± 50 cc
III. ASESSMENT
A.    Diagnosa              : P1A0 post partum kala IV
B.     Masalah                : Ibu masih merasa lelah  dan perut terasa mules
C.     Kebutuhan           :  
·                  Observasi tada-tanda vital
·                  Observasi perdarahan
·                     Beri KIE mengenai keadaan Fisiologi setelah melahirkan
·                  Beri KIE tentang personal hygine
·                  Beri KIE mengenai pemenuhan nutrisi
·                  Beri KIE tentang ASI Eklusif
·                  Beri KIE tentang KB
·                     Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
·                     Beri KIE tetang kunjungan ulang
IV.PLANNING
1.                       Mengobservasi tanda-tanda vital seperti
Keadaan umum           : Baik
 Kesadaran                  : Compos metis
Keadaan emosional     :Stabil
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah            :100/80 mmHg
Polse                            :80x/menit
Respirasi                      :20x menit
Suhu                            :360C
            -           Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan.
2.                       Melakukan observasi Perdarahan ± 50 CC  dan kontraksi uterus baik
-           Observasi telah dilakukan
3.                       KIE mengenai Keadaan Fisiologis Setelah melahirkan, Menjelaskan kepada ibu bahwa kaadaan yang dialami oleh ibu saat ini adalah suatu yang fisilogis(normal), Rasa mules yang timbul disebabkan oleh kontraksi uterus untuk mencegah terjadinya perdarahan.
            -           Ibu mengerti dengan penjelasan
4.                       Memberikan KIE mengnai personal hygine dengan Menjelaskan kepada ibu tentang personal hygine,untuk menjaga kebersihan kemaluan, perawatan luka episiotomy dengan menganti kasa bitadine cara pengantian kasa betadine, yaitu kitika selasai BAK atau BAB, dan mandi.
-                      Ibu mengerti dengan penjelesan yang di
5.                        Memberikan KIE tentang nutrisi yaitu Menganjurkan kepada ibu untuk menonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran,buah-buahan,susu,tahu,tempe,ikan dll.
-                      Ibu menerti dengan penjelasan yang di berikan 
6.                       Memberikan KIE tentang ASI eklusif yaitu hanya memberikan asi saja selama 6 bulan pertama tanpa memberikan makanan tambahan dan menjelasakan keutungan ASI kepada ibu:
·      Meningkatkan kekebalan tubuh bayi
·      Mempercepat penyembuhan ibu pada masa nifas
·      Mencegah bayi dari batuk pilek, radang tenggorokan, diare, dan gangguan pernafasan
·      Melindungi bayi dari alergi
·      Aman dan terjamin kebersihannya.
-                      Ibu mengerti dengan penjelasan
7.                       Memberikan KIE tentang KB, menganjurkan kepada ibu agar menggunakan alat konrasepsi dahulu menimal 2 tahun.
-                      Ibu mengerti dengan penjelsan yang diberikan
8.                       Kolaborasi dengan dokter  dalam pemberian therapy
Thrapy yang di berikan yaitu
IVFD RL +  Induksin 1 ampul GTT xx/menit
Injeksi Cepotaxme 2 x1 gram
T/oral asamefenamat 3x1 tablet
Vitamin B kompleks 2x1tablet
Terapy sudah diberikan
9.                  Memberi tahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang yaitu  satu atau dua minggu  setelah persalinan,
-                      Ibu menerti dengan penjelasan yang diberikan
Pada pukul 18.30 WIB pasien dipindahkan keruangan  nifas II  
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
4.1.1 Langkah Pertama : Pengumpulan Data Dasar
Menurut varney (2004), data dapat di kumpulkan dari beberapa sumber.  Sumber yang dapat memberikan informasi paling akurat yang dapat di peroleh secepat mungkin dan upaya sekecil mungkin. Pasien adalah sumber imformasi yang akurat disebut sumber data perimer. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara dan pemeriksaan. Data secara garis besar di klasifikassikan menjadi data subjektif dan data objektif. Pada waktu bidan mengumpulkan data subjektif yang efektif adalah dengan mewawancarai pasien, lebih di perhatikan hal – hal yang menjadi keluhan lebih di utama pasien. Pada pengumpulan data objektif bidan harus mengamati ekspresi dan perilaku pasien mengamati perubahan/ kelainan fisik, menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat dan benar, melakukan pemeriksaan terarah dan berkaitan dengan keluhan pasien.
Dari hasil pembahasan pengungumpulan data subjektif pad ny”D” menggunkan teknik wawan cara menyakan biodata, alasan datang, riwayat perkawina, riwayat haid, riwayat obsetri yang lalu dan sekarang, riwayat kesahatan, riwayat KB, kebibiasaan sehato-hari dan psikologi.
44
 
Pengumpulan data data objektif dengan teknik pemeriksaan diataranya melakukan pemeriksaan kaadan umum, tada-tanda vital,status gizi inspeksi palpasi,auskultasi dan perkusi.
Dari hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi kesenjangan teori dan prktik. Penulis berasumsi bahwa pelaksaan pelakasanan pengambilan data dasar yaitu data subjektif dan objektif di ruang bersalin RSUD Palembang Bari.
4.1.2. Langkah ke dua : Interprestasi Data Dasar
Menurut varnny (2004), dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa dan masalah atau kebutuhan klien berdasarkan iterpertasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpertasikan sehingga di temukan  masalah atau diagnaosa yang spesifik.
Langkah awal atau perumasan diagnosa atau masalah kebidanan atau analisa data yaitu mengangabungan dan menghubungankan data satu dengan data yang lainnnya sehingga tergambar fakta. Dalam asuhan kebidanan masalah dan diagnose kenduannya dipakai karena beberapa masalah tidak dapat dididefenisikan sebagi diagnose tatapi tetap tetap pertimbangkan untuk memebuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana  pasien menagalami kenyatan terhadapa diagosan.
 Dari hasil penelitan interprestasi atas didapatakan dari wawancara dan pemeriksaan. Diagnosa ditegagkan berdasarkan anamese dan pemeriksaan yang dilakukan. Tidak ditemukan masalah selama pemeriksaan asuhan kebidanan kala II,III sampi IV.

4.1.3. Langkah Ketiga: Mengedentifikasikan Diagnosa atau Masalah Potensial
Menerut varney (2004) pada langkah ini beberapa hasil dari interprestasi data dasar dapat digunankan dalam  mengidentisiakan masalah atau diagnose potesnial lain berdasarkan rangakan masalah dan diagnosan yang sudah diidenfikasikan.
Dari hasil penelitan tidak ada data yang menunjang un tuk menengakan diagnose atau masalah potensial. Sehingga dapat disimpukan bahawa tidak terjadi kesenjangan teori dan praktik
Penulis berasumsi bahwa pelaksaan praktik di ruang bersalin RSUD Palembang bari sesuai dengan standar.
4.1.4. Langkah Ke Empat: Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penenganan Segera.
Menurut Varney (2004), data ini ditujukan mengatisipikasi dan menantisipasi dan koloborasi dengan kesatan lain kondisi pasien.
4.1.5 Langkah Ke Lima: Merencanakan Asuhan yang Komperensip dan Menyeluruh.
Menurut Varney (2004), pada langkah ini dirancanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan langkah sebelumnya langkah ini. Merupakan kelanjutan menejamen terahdap diagsona atau masalah yang diidentisifikasika tau antisipasi, pada langkah ini informasi atau data yang tidak lengkap dilengkapi.
Perencanaan  yang dibuat dalam memberikan asuhan kebidanan berdasarkan pada diagnosa dan kebutuhan sesuai dengan menejemen kebidana tujuhan langkah varney.
Berdasarkan pembehasan diatas dapat disimpukan bahawa titak kesenjangan teori dan prkati penulis  berasumsi bahwa pelaksaaan praktik di ruang Bersali RSUD Palembang bari sesuai standar.
4.1.6. Langkah Ke Enam : Pelaksaan
Menurut Varney (2004), pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada langkah ke 5 di laksaankan secara efisien yang aman. Perencanaan ini bisa bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian dilakuka oleh klien, atau anggota tim lainnya. Menenjemen yang efisien akan menyikat waktu, biaya dan menikan murtuh asuhan.
Pelaksanan  dilakukan sesuai dengan perencaan yang telah dibuat sesuai dengan manajemen kebidanan tujuh langkah varrney. Namu dalam pelaksaan khusunya mengenai tidak episiotomy ada beberapa poi dari pelakssaan tersebut yang tidak dilakukan seperti : tidak memberikan  anas stesi terlebih dahulu sebelum melakukan tindak evisiotomi. Berdasarkan pembvehsaan di simpukan bahwa ada kesenjangan antara teori dan praktik. Sehingga penulis berasumsi bahwa kesenjang tersebut  tidak telalu berpengaruh terhadap proses penanngan dan ahsil akhir yang diharapkan.
4.1.7.  Langkah Ke Tujuh : Evaluasi
Menurut Varney (004) pada langkah evalusi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebatuhan sebagai mana telah di identifiksakan didalam masalah dan diagnisa. Rencan tersebut dapa di anggap efektif jika memeng bener-benar dlam pelaksaannya.
Evaluasi dari pelakssaan asuhan kebidannan adalah semua tindakan  telah dilakukan sesuai dengan manajemen kebidan tujuh langkah varrney dan sesuai dengan prosedur tidakan episiotomi sehingga muncul masalah seperti robekan jalan lahir yang berlebihan.

4.2. Hasil Pengkajian
Pengkajian ini di lakukan untuk mengetahui asuhan kebidanan pada yang diberikan pada Ny” D” G1P0A0 janin tunggal hidup persetasi kepala dengan tidakan episiotomy di ruangbersali RSUD Palembang Bari tahun 2013.
Asuhan kebidan yang dilakukan asuhan kebidanan  pada Ny” D” G1P0A0 janin tunggal hidup persetasi kepala dengan tidakan episiotomy di ruang bersali RSUD Palembang Bari tahun 2013, dari data subjektif dan data objektif dengan hasil, mengatakan hamil anak yang pertama, tidak pernah keguguran, tidak memliki penyakit keturunan,dan juga mentakan tidak pernah menjalani oprasi dari hasil pengkajian data objektif pemeriksaan fisik ibu tidak di temukan kelainan yang menuju masalah potensial, hasil observasi tanda-tanda vita pada Ny”D” Keadaan UmumKesadaranCompos mentis, Keadaan Emosional: Baik, Tanda-tanda Vital: Tekanan Darah 100/70 mmHg, Polse: 84 kali/menit, Respirasi: 20 kali/menit, Suhu: 360CStatus Gizi, Berat Badan, Sebelum Hamil: 44 kg, Sekarang: 56 kg, Tinggi Badan: 148 cm, Lila : 24 cm. Pada pemeriksaan kebidanan yaitu inspeksi yaitu tidak terjadi kelainan rambut bersih tidak ada ketombetidak  rontok, muka tidat terdapat closma gravidarum tidak ada odem, mata tidak ikterik, konjungtiva tidak anamis, mulut tidak ada karies gigi dan sariawan,hidung bersih tidak ada polip, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar lime, venajugularis, dan kelenjar tiroid. pada payudara keadaan simetris, puting menonjol, areola hyperpigmentasi dan ada pengeluaran cairan. genitalian bersih, tidak ada odem,varices.Pada pemeriksaan dalam portio terba lunak pembukaan 7 cm dan penipisan 70%, ketuban negatif, persetasi kepala,petunjuk ubun-ubun kecil kanan depan, penurunan 3/5. Dilakukan  palpasi dengan metode leopold : Leopold I Tinggi pundus uteri  3 jari  dibawah prosesus xiphoideus (28 cm), bagian atas teraba bokong. Leopold II : Sebelah kanan teraba besar dan datar (punggung) sebelah kiri teraba bagian-bagian terkecil  janin. Leopold III: Bagian terbawah teraba bulat keras  dan tidak dapatdi goyangkan (kepala).  Leopold IV: Bagian terbawah janin Sudah memasuki PAP 3/5. TBJ: 2635 gram (TFU-12)X155 (28-12)x 155: 2635. Frekuensi His : 5x/10/30 DJJ : 144x/menit.  Kala II pembukaan lengkap pukul 15.00 wib  ibu mengeluh sakit semakin sering dan ibu timbul rasa yang ingin meneran. Dengan data objektif di temukan , Tekanan Darah :100/80 mmHg,Polse:80x/menit Respirasi: 20x menit Suhu: 360C. Frekuensi his : 5x/10/40’. DJJ: Teratur Frekuensi :150X/menit, Lokasi :Sebelah kanan  ibu Perineum : Menonjol. Vulva: Membuka. anus terdapat tekanan  Pemeriksaan Dalam,Portio: Tidak teraba Pembukaa: 10 cm. Pendataran: 100%.Ketuban:(-),warna Jernih Bauamis,Tidak bercampur mekonium. Presentasi: Kepala Penurunan: 1/5 Petunjuk:UUk kanan depan pertolongan persalinandi lakukan setelah kepala 5- 6 cm kepala tidak maju-maju maka di lakukan episiotomi secara mediallateral. Bayi lahir spontan pada pukul 15.15 WIB  bayi  Jenis kelamin perempuan dengan BB 2500 gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 33 cm lingkar dada 35 cm dan anus (+) APGAR skor 9/10. Pada kala III  dilakukan manajeman aktif kala III seperti penyuntikan oksitosin, masase uterus, Dan melakukan PTT, serta melakukan asuhan pada bayi baru lahir dan Plasenta lahir dengan lengkap, melakukan penilaian plasenta diameter plsenta ± 5 cm, Kontiledon 18, Selaput lahir lengkap tidak ada robekan, Panjang tali pusat 45 cm, Insersi centralis, Berat plasenta 600 gram dan tidak temukan masalah potensial. Dilakukan heating perinium secara jelujur menggunakan benang kromik. Pada kala IV dilakukan observasi TTV, kontraksi uterus dan perdarahan serta melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik khususnya pada prosedur melakukan episiotomi pada ibu bersalin.




BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Setelah melakukan pengumpulan data melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny’’D” G1P0A0 janin tunggal hidup persetasi kepala dengan tidakan episiotomi diruang bersalin RSUD Palembang Bari tahun 2013 maka penulis  mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1.         Dalam pengumpulan data dasar terdapat kerja sama yang baik antara bidan dan pasien.
2.         Diangnosa yang di tegakan Ny”D” G1P0A0 Janin tunggal hidup presentase kepala dengan tindakan episiotomi. Tidak di temukan masalah selama pemberian asuhan kebidanan sehingga kebutuhan disesuaikan dengan dalam setiap tahap (kala) persalinan
3.         Tidak ada data yang menunjang untuk menegakan diagnosa/Masalah potensial.
4.         Tidak ada data yang menunjang untuk menetapkan kebutuhan yang memerlukan tindakan segera.
5.         Perencanaan yang dibuat dalam memberikan asuhan kebidanan berdasarkan pada diagnosa dan kebutuhan sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah varney.
6.         pelaksaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah varney.
7.        
51
 
Evaluasi pelaksaan keefektifan terhadap asuhan terhadap Ny”D” sudah dilakasanakan secarah koperensif.
5.2.Saran
1.      Bagi Pihak RSUD Palembang BARI
Diharapkan agar dapat mempertahankan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan yang sesuai dengan standar asuhan kebdanan demi terciptanya visi dan misi RSUD Palembang BARI.
2.      Bagi Istitusi Pendidikan
Sebagai penghasil tenaga kesehatan yang berkualitas maka hendaknya selalu meningkatkan mutu pendidikan kepada mahasiswa agar menjadi tenaga kesehatan yang terampil dan professional.
Meningkatkan sarana dan prasarana agar seluruh kegiatan akademik dapat berjalan sesuai dengan rencana, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang sudah kerja langsung dilapangan.
3.      Bagi Mahasiswa
                   Mahasiswa, semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dimasa yang akan datang
  
 
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI,2011
Destiana putri ayu : Pelaksanaan tindakan episiotomi Sebagai Upaya Pencegahan Ruptur Perinium Totalis Pada ibu Intrapartem Di RSUP Dr.Mohammad Hoesen Palembang 2012: Binahusada
Haspari. 2010. Asuhanan kebidan untuk ibu bersalin fisiologis dan patologis. Jakarta: Salemba medika
Mochtar Rustam.1998. Sinopsis Obserti Obserti Fisiologi Obserti Sosila edisi 2.Jakarta: EGC
Propil dinkes kota palembang 2011
Propil dinkes kota palembang 2012
Propil RSUD Palembang Bari 2012
Rohani, Reni. dkk. 2011 Asuhan kebidanan Pada masa Bersalin.Jakarta: Salemba medika
Saifudin abdul Bari Dkk. 2004 buku panduan praktis kesehatan maternal dan nonatal. Yayasan Bina Pustaka Jakarta :P48-P5I
Sarkini,Arianti, 2007. Buku panduan persalinan untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: Salemba medika
Sulistyawati Ari, 2010. Asuhan Pada ibu Bersalin. Jakarta: Salemba medika
Sarwono Prawiraharjo, 2010 Ilmu kebidanan Jakarta: Yayasan bina pustaka,Jakarta: Yayasan bina pustaka




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

asuhan kebidanan pada neonatus

ASUHAN KEBIDANAN   PADA IBU BERSALIN PADA NY”D” G 1 P 0 A 0 JANIN TUNGGAL   HIDUP   PRESENTASI KEPALA DENGAN TINDAKAN EPISIOTOMI DI ...